(Ilustrasi)
Filo, nama julukan Filsuf asal Jowo, adalah pemuda dari Desa Candi, Jawa Timur, Indonesia. Di desanya ia dikenal sebagai seorang pemuda yang ceria, ceriwis (acarae wis bubar jeh hehehe), "slengek'an", low profile (lek gak ngerti buka'en kamus rek, ben pinter titik, hehehe)
dari tampilan dan mukanya tidak pernah menunjukkan kesan serius dalam menanggapi sesuatu, sehingga ia kerap jadi bahan omongan oleh teman-teman sejawat diwilayahnya yang tidak tahu siapa sebenarnya Filo. namun bagi orang-orang tertentu ( ber-IQ tinggi) seperti Para Sarjana, Filsuf, CEO, Billiuner, Doktor lan
Suatu kali ada anak yang sangat cerdas sedang berpetualang mencari
inspirasi, ia berasal dari Desa Anathen[1], panggilannya adalah Parto,
namun sebenarnya nama aslinya adalah Plato Aristocles (jenenge sangar :D), ia berkelana mencari
ilham untuk karya tulisnya, si Parto berkelana hingga samapai di Desa Candi.
Saat pagi hari dengan udara yang sejuk itu, Parto melihat Filo diatas bukit
kecil, dimana bukit tersebut disekelilingi hamparan sawah nan hijau, Filo
sedang memainkan Seruling bambu seperti biasanya, kemudian Filo dihampiri oleh
Parto.
Parto: Selamat pagi, nama saya adalah Parto
Filo: Trus so what? Aku
harus bilang w’o’w sambil kayang 12x ngono?
(Filo menatap dengan sinis karena merasa terganggu, sementara
Parto terlihat menelan ludahnya sendiri)
Parto: Gleg.......
Filo: Hehehe....guyon mas, aku hanya akting.
(suasana mencair)
Parto: oalah.....hehehe. Mas tahu ndak apa yang saya cari, supaya
apa yang saya cari menghasilkan jawaban yang dicari sehingga orang tidak
mencari-cari?
(Parto sambil mulai berkata serius menatap ke sawah yang
membentang, namun sayangnya Filo tidak memperhatikan sama sekali, Filo sibuk
cari uang receh dikantongnya)
Filo: Mas liat uang receh saya gak? (sambil terus mencari-cari
disakunya)
(Parto melihat gelagat Filo yang mulai aneh, dan lama-kelamaan
Parto mulai jengkel karena merasa tidak terperhatikan)
Filo: mas ciyuz ini.....Plz (please maksudnya)
(mata Parto mulai memerah, karena geram)
Parto: Sialan!! diajak ngomong malah tidak diperhatikan sama
sekali....sia-sia aku mengucapkan setiap kalimat yang keluar dari mulutku hanya
untuk berhadapan dengan orang dungu seperti kamu!
(Parto mulai meluapkan amarahnya, kemudian Filo terdiam, perlahan
menoleh ke arah Parto)
Filo: Taksonomi Pertanyaan beberapa jenis, yaitu Pengetahuan,
Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, dan Evaluasi.[2] Jawaban yang kamu
kehendaki ialah mengacu kepada tahap Sintesis[3] atau mencipta[4] sehingga menjadi jawaban
bagi semua orang. Secara linguistik[5] dari pertanyaanmu, aku
tahu bahwa kamu bukanlah seorang yang sembarangan.[6]
(Parto mulai tercengang dengan tatapan, bahasa dan pengetahuannya)
Lanjut Filo: Kamu adalah seorang pemikir sama seperti halnya aku, hanya saja
kamu tidak sepenuhnya menggunakannya. Contohnya mestinya kamu berpikir saat aku
mencari uang receh sebenarnya aku
sedang menggambarkan kamu, mengapa kamu jauh berpetualang padahal jawaban dari
pertanyaanmu sebenarnya tidak jauh dari pada mu? Mengapa kamu sia-siakan
sejumlah uangmu sementara di sekelilingmu hanya sedikit uang saja sangat
berarti bagi orang miskin?[7] Namun sayangnya sekali
lagi aku tekankan kamu belum sepenuhnya menggunakan pikiranmu.
(Parto mulai terkaget-kaget dan keringatnya pun banyak bercucuran)
Lanjut Filo: Jawaban dari pertanyaan mu adalah idea (ide)[8], bukankah kamu mempunyai
otak yang diberi oleh Tuhan? Lalu apakah otakmu sudah mulai dungu sama seperti
yang kamu tuduhkan kepadaku?.
(suasana menjadi sunyi, gak ada satupun suara jangkrik yang
menyanyi)
Lanjut Filo: Lalu apa definisi dari ide
tersebut? pikirkanlah sendiri Parto, aku telah membantumu....
(Parto tercengang – cengang dengan jawaban dari Filo, Parto
membalikkan badanya tanpa berkata-kata dan ia kembali pulang, sementara itu
Filo sedang memainkan serulingnya kembali)
[1]
Plesetan dari Athena, tempat kelahiran Plato
[2]
Pertanyaan berdasarkan teori Taksonomi Bloom http://www.learningandteaching.info/learning/bloomtax.htm
[3]
Sintesis adalah paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga
merupakan kesatuan yang selaras
[4]
Lorin Anderson, siswa dari Bloom, dan David Krathwohl merevisi pemikiran Bloom http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html
[5]
Linguistik (IPA: /liŋ'gwistika/) adalah ilmu bahasa. Bergantung pada sudut
pandang, dan pendekatan seorang peneliti, linguistika seringkali digolongkan ke
dalam ilmu kognitif, psikologi, dan antropologi.
[6]
Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM)
adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di
Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.Ia adalah murid Socrates.Pemikiran
Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates
[7]
Beberapa sumber mengatakan Plato terlahir dari keluarga yang kaya
[8]
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan
Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi.
Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern.
Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di
dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran
manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran
manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari
realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri
sendiri di luar pemikiran kita.. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea
dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada
akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea
tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui
segala idea yang ada. http://filsafat.kompasiana.com/2012/04/13/pola-pemikiran-socrates-plato-dan-aristoteles-454235.html
0 komentar:
Posting Komentar