Jomblo Pengalaman Hidup:
seorang yang tidak tidak punya kekasih yang disebabkan oleh pengalaman hidup
yang kurang menyenangkan, baik pengalaman pribadinya maupun pengalaman terhadap orang lain. Penjelasan lanjut dari jomblo
pengalaman hidup ialah seorang yang pernah menjalin hubungan kasih dengan
seseorang, namun menuai kegagalan, entah itu mempunyai kegagalan sekali maupun
berkali-kali, oleh karena gagalnya pengalaman hidup memadu kasih terhadap orang
lain itulah yang menjadi pokok pembahasan ini. Pengertian pengalaman sendiri
adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya).[1]
Traumatis yang sangat berat gagalnya menjalin hubungan asmara dengan orang lain
dapat menimbulkan gangguan kejiwaan yang berat pula, yang pada akhirnya
menyangkut masalah psikis, jomblo pengalaman hidup (level berat) sesungguhnya saling berkaitan erat dengan kategori
jomblo prinsip, jomblo psikis dan jomblo fisik. Berikut adalah penjelasan dari
psikoterapis.com pada kategori
pengalaman hidup (level berat) pada kasus masa
dewasa muda.
Masa
dewasa muda, seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia
akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan
berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini. Sebaliknya yang mengalami
banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami masalah pada masa ini
mungkin akan mengalami gangguan-gangguan jiwa. Masalahmasalah yang penting pada
masa ini adalah :
- Hubungan
dengan lawan jenis. Masa ini dimulai dari masa pacaran, menikah dan
menjadi orang tua beberapa faktor yang mungkin menyulitkan suatu
perkawinan
- Perasaan
takut dan bersalah mengenai perkawinan dan kehamilan
- Perasaan
takut untuk berperan sebagai orang tua ketidak sanggupan mempunyaai anak
- Perbedaan
harapan akan berperan masing-masing (tak ada penyesuaian baru dalam
tingkah laku atau berpikir)
- Masalah-masalah
keuangan
- Gangguan-gangguan
dari keluarga
- Pemilihan
dan penyesuaian pekerjaan
- Pekerjaan
sebaiknya dipilih berdasar bakat dan minat sendiri pemilihan yang
semata-mata dipaksa atau disuruh atau kompensasi atau karena “kesempatan
dan kemudahan” sering mempermudah gangguan penyesuaian dalam pekerjaan.
Gangguan berupa rasa malas, sering bolos, timbul bermacam keluhan jasmani
(sering sakit) sering mengalami kecelakaan dalam pekerjaan dan terlihat ketegangan-ketegangan
dalam keluarga karena jadi pemarah dan mudah tersinggung. [2]
Seorang Jomblo karena pengalaman hidup, ia semakin berhati-hati dalam menaruh hati sekaligus ia sangat berhati-hati dalam menjalin kasih sekalipun ia adalah seorang yang supel. Kriterianya cukup banyak, namun semuanya dilakukan bukan berdasarkan keegoisannya, namun karena ia tidak ingin menyakiti diri sendiri dan mengulangi kegagalan yang sama. Kecenderungan sikap seperti ini juga diikuti dengan perasaan yang kuat dengan goal terakhir dalam hidupnya, yaitu pernikahan, oleh karena itu jomblo pengalaman hidup senantiasa berpikir berulangkali dalam memutuskan hal yang terpenting dalam hidup mereka, yaitu pernikahan.
0 komentar:
Posting Komentar