Surabaya-Belajar dari permasalahan Ibu Kota Jakarta yang komplek, Jumlah penduduk di Jakarta hingga tahun dari tahun 2010-2014 menyentuh angka Sepuluh Ribu orang, data tersebut diambil dari BAPPEDA Provinsi DKI Jakarta, dimana tiap tahunnya khususnya pasca lebaran, banyak pendatang baru orang-orang yang tinggal didaerah memilih untuk mengadu nasib di Jakarta. Migrasi penduduk ditambah dengan pertumbuhan penduduk membuat Ibukota semakin padat dan meluasnya pemukiman. Semakin pesat laju pertumbuhan penduduk maka akan berdampak pada pengikisan lahan-lahan kosong atau RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan lahan kosong untuk beralih fungsi menjadi Pemukiman penduduk baik secara permanen maupun semi permanen, sehingga kurangnya lahan tersebut memicu dampak banjir karena sedikitnya wilayah untuk resapan air.
Pertumbuhan serta migrasi penduduk yang pesat dengan tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai dapat menimbulkan kemacetan, oleh karena bertambahnya penduduk diiringi juga dengan bertambahnya volume kendaraan pribadi maka dampak kemacetan tak lagi dapat terhidarkan. Kemiripan peristiwa tersebut hampir sama dialami oleh kota-kota besar, tidak terkecuali Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Penulis berharap, agar Pemkot Surabaya mewaspadai serta mengendalikan laju migrasi penduduk dan mengatur strategi permasalahan yang kerap terjadi satu tahun sekali ini.
Pertumbuhan serta migrasi penduduk yang pesat dengan tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai dapat menimbulkan kemacetan, oleh karena bertambahnya penduduk diiringi juga dengan bertambahnya volume kendaraan pribadi maka dampak kemacetan tak lagi dapat terhidarkan. Kemiripan peristiwa tersebut hampir sama dialami oleh kota-kota besar, tidak terkecuali Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Penulis berharap, agar Pemkot Surabaya mewaspadai serta mengendalikan laju migrasi penduduk dan mengatur strategi permasalahan yang kerap terjadi satu tahun sekali ini.
0 komentar:
Posting Komentar