Revolusi Halte Surabaya (Part III)



Estetika

Jakarta mendatangkan bus dari Eropa yang dioprasikan pada tahun 2015 awal beroprasi dimulai dari Koridor I Blok M-Kota, selain bus yang berstandar emisi Eropa, kelebihan bus tersebut juga mempunyai  suspensi ban bus menggunakan teknologi electronic air suspension sehingga nyaman dan berasa seperti menaiki mobil sedan. Scania mempunyai design interior dan eksterior yang bagus, sehingga menarik bagi para penumpang. Apabila moda transportasi yang begitu menarik, maka hal tersebut juga harus selaras sama menariknya dengan halte yang akan dibangun, sehingga masyarakat dapat tertarik menggunakan moda transportasi masal. 

Pentingnya estetika halte harus sesuai dengan alat transportasinya, sehingga tidak terjadi ketimpangan estetika pada masyarakat pengguna moda transportasi. Pemkot Surabaya dapat membuat konsep desain  estetika halte sekaligus menyelaraskan estetika moda transportasinya, sehingga melalui konsep yang unik dan indah diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dalam menggunakan moda transportasi. Perlu juga dipertimbangkan pembuatan konsep desain estetika dari halte antara lain sebagai berikut:
  • Desain Interior dan Eksterior
  • Space di Jalur Pedestrian
  • Reflektor marka 
Tidak bisa dipungkiri, bahwa pandangan mata dapat mensugesti pemikiran dan hati manusia, oleh karena itu faktor desain pada halte maupun moda transportasi tidak dapat diabaikan. Demikian pula pada desain interior dan eksterior yang dikemas dengan bagus serta unik pada halte, perhatian masyarakat akan tertuju untuk mencoba mengunjungi halte dan mencoba moda transportasi masal tersebut. Pada desain interior maupun eksterior penggunaan tumbuhan sebagai bentuk estetika juga perlu dipertimbangakan, sehingga keberadaan halte nampak selaras dan semakin cantik dengan adanya tumbuhan, fungsi lain adanya tumbuhan yaitu untuk membuat kesan teduh atau meneduhkan halte itu sendiri terhadap paparan sinar Matahari. Bentuk-bentuk  halte yang unik adalah bagian dari revolusi halte,  bagi warga masyarakat saat melihat keunikan dan kecantikkan bentuk bangunan interior dan eksterior halte yang menyebar di wilayah Surabaya, maka masyarakat tertarik untuk menjadikan halte "wisata alternatif" serta ingin mencoba transportasi masal, karena pembuatan halte tidak hanya dilihat dari struktur dan fungsi bangunan saja namun juga melibatkan seni yang tertuang pada Interior dan Eksterior halte. Berikut adalah ilustrasi gambar revolusi halte sebagai referensi

Halte dibangun tidak hanya mempunyai penampilan menarik, unik dan bagus, namun juga harus memperhatikan segi ruang atau space pada Jalur Pedestrian. Letak halte berada di Jalur Pedestrian, karena itu penting agar pembangunan halte mempertimbangkan ruang pada Jalur pedestrian supaya tidak merugikan hak pejalan kaki. Disamping hak pejalan kaki dipertimbangkan, juga terdapat pertimbangan lain dalam pembuatan halte, yaitu hak pesepeda atau jalur sepeda. Secara fungsi suatu konsep pembangunan halte tidak saling tumpang tindih dan secara estetika pembangunan halte tampak  bagus dan indah dengan menyelaraskan jalur sepeda, Jalur pedestrian dan halte itu sendiri. Jalur Pedestrian yang baik di Surabaya perlu dipercantik dengan adanya "tetenger" baru disepanjang Jalur pedestrian, salah satunya adalah dengan mempercantik halte dengan konsep bentuk bangunan yang unik pada masing-masing halte pada tiap-tiap wilayah.


Reflektor marka (Road Stud) keberadaannya dalam halte juga tidak kalah penting, terutama pada saat waktu malam hari. Dimalam hari reflektor marka akan menyala seperti lampu, sehingga pengendara moda transportasi, terutama pada bus supaya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan. Disamping fungsinya untuk memperjelas marka jalan, reflektor marka secara estetika nampak bagus dimalam hari karena cahaya yang dikeluarkan. Cahaya yang dikeluarkan oleh Road Stud dapat memperjelas marka jalan, sehingga pengendara dijalan raya mendapatkan visual yang jelas dan kemungkinan kecelakaanpun terminimalisir.



0 komentar:

Posting Komentar