Surabaya Punya Ciri Bukan Asal Copy


Surabaya- Tumbuhnya properti yang pesat menjadikan space kota Surabaya semakin padat, beberapa wilayah di pinggiran Surabayapun tidak lepas dari perhatian Pengembang Properti yang telah memanfaatkan lahan menjadi kawasan elite dengan pembangunan yang masif. Konsep ala Singapore yang diterapkan Pengembang Properti di Surabaya Barat mengubah wajah kota Surabaya, tidak hanya itu, rival Pengembang Properti lainpun juga berlomba-lomba dalam membuat konsep yang modern, dimana tawaran konsep One Stop Living menjadi trend yang diunggul-unggulkan meniru  negara-negara maju, salah satunya seperti Amerika. One Stop Living pada dasarnya sama dengan konsep kota mandiri. Namun, pengembang yang menawarkan konsep one stop living lebih menekankan ke fasilitas perumahan yang berhubungan dengan gaya hidup atau life style. Fasilitas seperti gym, shopping mall dan hang out place adalah beberapa fasilitas yang berhubungan dengan gaya hidup.

Trend tersebut juga diterapkan Pengembang Properti di Surabaya, beberapa diantaranya yaitu kawasan Superblock Pakuwon Indah seluas 30 hektar dan masih banyak lagi. Dengan pesatnya pembangunan tersebut di kawasan Surabaya menimbulkan kekawatiran penulis,  Surabaya akan kehilangan cirinya sebagai kota yang asri dan hijau, Hal ini perlu diperhatikan oleh Pemkot Surabaya terlebih  Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pemkot Surabaya perlu memberikan peraturan yang jelas mengenai pembangunan CBD oleh Pengembang perihal penghijauan, dan sekaligus wilayah hijau (seperti taman atau hutan kota). Surabaya punya ciri bukan asal copy dari kota negara lain, apa yang baik dapat dicontoh dan diterapkan di Surabaya namun Pemkot juga harus mempunyai regulasi yang jelas dan turut andil dalam Pembangunan, bahkan lebih dari itu, inisiatif untuk menggalakkan Ruang Terbuka Hijau harus terus dilakukan sehingga Surabaya menjadi kota yang dikenal hijau, sehat dan nyaman bagi warganya.

Pertumbuhan properti yang menggeliat dari sisi ekonomi memang baik, namun apabila pertumbuhan properti tidak terkendali mengakibatkan dampak yang buruk, Surabaya kehilangan ciri hijaunya yang kemudian digantikan dengan hutan beton, dengan demikian Surabaya menjadi kota yang tidak nyaman untuk ditinggali karena suhu udara semakin panas oleh polusi dan minimnya pohon. Oleh karena itu Pemkot tidak hanya memberi regulasi bagi pengembang perihal RTH (Ruang Terbuka Hijau) namun juga pro aktif menciptakan RTH  dan Hutan Kota sebagai ciri khas kota Surabaya yang hijau.


0 komentar:

Posting Komentar